Peserta Diklat Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka Mengaku Puas

Diklat Pembelajaran Abad 21 dan  Implementasi Kurikulum Merdeka telah selesai pada, Kamis (25/5/2023). Dari wawancara terhadap peserta Diklat, mereka mengaku puas dengan proses belajar selama empat hari tersebut.

Kepuasan peserta karena mereka mengaku mengalami perubahan mindset dalam cara mereka mengajar siswa di kelas. Pada metode konvensional, focus pembelajaran terletak pada guru. Guru merupakan subyek tunggal, sebagai sumber kebenaran.

Hal itu berbeda dengan metode Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum Merdeka. Guru bukan lagi sebagai subyek tunggal, siswa juga adalah subyek belajar. Siswa dilibatkan sejak perencaan pembelajaran, implementasi dan evaluasi materi belajar.

“Kami puas dengan proses belajar selama empat hari ini. Banyak ilmu yang kami peroleh. Terutama metode belajar lama yang berfokus pada cara guru mengajar, berubah menjadi berfokus pada pelibatan siswa secara lebih luas,” kata Ripka Selin, guru SD dari SDN 012, Sangatta Selatan.

“Misalnya, bagaimana membuat penilaian pembelajaran, mengenali kepribadian murid dan belajar menyusun serta merencanakan pembelajaran bersama. Siswa juga diajari membuat konten video pembelajaran melalui kanal youtube dan media sosial lainnya, agar bisa menarik dan bisa meningkatkan motivasi. Ujungnya agar siswa menjadi manusia yang berkarakter,” kata Ripka.

Hal senada disampaikan peserta lainya Hermin Rante Pasang, Kepala Sekolah SDN 011, Sangatta Selatan. “Diklat ini Sangat bermanfaat bagi kami sebagai guru. Awalnya kami belajar secara tradisional. Namun pada tahun 2018-2019, KPC menggelar sistem Pembelajaran Abad 21 dan hasilnya telah mengubah cara guru mengajar di kelas,” kata Hermin.

Lebih lanjut dikatakan Hermin, Diklat kali ini juga akan merubah proses pembelajaran guru di sekolah, karena ada implementasi Kurikulum Merdeka. Pada Kurikulum Merdeka, diterapkan pembelajaran berdiferensiasi. Yakni, pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan siswa.

“Manfaat bagi siswa sangat besar, karena siswa banyak melakukan permainan yang berhubungan dengan materi yang dibahas,” kata Hermin.

Syamsudin, Ketua K3S Sangatta Selatan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama  KPC yang sudah mendukung Diklat Pembelajaran Abad 21 dan Implementasi Kurikulum Merdeka di wilayahnya. “Terima kasih atas dukungan semua pihak, terutama KPC yang terus mendukung kami

dalam hal peningkatan kualitas guru di Sangatta Selatan ini. Semoga KPC terus mendukung kami pada kegiatan-kegiatan selanjutnya,” kata Syamsudin.

GM ESD Wawan KPC Setiawan melalui Febriana Kurniasari, Superintendent Community Health and Educations menyampaikan ucapan selamat kepada 30 orang peserta yang sukses merampungkan Diklatnya. Lebih lanjut menurut Wawan, Diklat Pembelajaran Abad 21 dan Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan salah satu bentuk perhatian KPC terhadap Pendidikan di Kutai Timur.

Secara khusus Wawan meminta komitmen para peserta agar menyebarluaskan ilmu yang telah diperolehnya selama Diklat kepada guru-guru yang lain di sekolahnya masing-masing. “Harus ada komitmen untuk menyebarluaskan hasil Diklat ini kepada guru-guru yang lain. Agar nantinya para guru memiliki metode yang sama dalam sistem pembelajaran di kelas,” kata Wawan.(*)