Kawasan Reklamasi KPC Masih Didiami Orangutan

Peneliti Orangutan Dr Yaya Rayadin, Dosen Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman mengatakan, Orangutan terlihat nyaman hidup di areal reklamasi dan kawasan hutan pertambangan PT Kaltim Prima Coal (KPC). Hal itu terjadi karena kawasan reklamasi KPC merupakan areal tertutup, tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Selain itu, hutan reklamasi juga memiliki keragaman pakan dan ketersediaan pohon yang cukup memadai untuk sarang Orangutan.

Hal itu terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ecology and Conservation Center for Tropical Studies (Ecositrop), di kawasan reklamasi KPC. Penelitian ini digelar pada tahun 2012, 2018, 2021 dan saat ini pada 2024 masih berlangsung.

“Penelitian kami dari Ecositrop menunjukkan bahwa Orangutan merasa aman di kawasan reklamasi KPC. Itu karena minimnya gangguan manusia karena arealnya tertutup. Selain itu, pakan Orangutan juga cukup beragam di kawasan reklamasi,” kata Yaya dalam acara Sosialisasi Penanganan Interaksi Satwa Liar Dilindungi (Orangutan), di Wisma Rayah KPC, Februari 2024 lalu.

Selain tanaman buah, Orangutan juga memakan kulit dan kambium pohon Sengon Buto, Kaliandra, Mahoni, Sengon, Ketapang. Selain itu memakan bunga, daun dan bahkan serangga. “Variasi makanan ini yang membuat Orangutan sangat survive, termasuk di hutan reklamasi KPC,” kata Yaya.

Menurut Yaya, saat ini masih banyak ditemukan Orangutan di kawasan tambang KPC. Hal itu dilihat dari temuan jumlah sarang pada wilayah yang diteliti Ecositrop. Tak heran, kawasan KPC memang berada di landscape Kutai, yang merupakan habitat Orangutan pongo pygmaeus morio, jenis Orangutan yang hidup di Kalimantan Timur.

Pada acara Sosialisasi Penanganan Interaksi Satwa Liar Dilindungi (Orangutan) lalu, Dr Yaya Rayadin tampil sebagai pemateri bersama Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim M. Ari Wibawanto, S. Hut., M. Sc dan Manager Environmental KPC Kiagus Nirwan.

Menurut laporan Orangutan Population and Habitat Viability Assessment (PHVA) pada tahun 2016, yang dikutip oleh Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim M. Ari Wibawanto, S. Hut., M. Sc, jumlah Orangutan Pongo pygmaeus morio mencapai 14.630 individu. Hal itu berarti, populasi Orangutan di area KPC diperkirakan mencapai 2,7 – 3,4 persen.

Untuk menyediakan habitat yang nyaman bagi Orangutan, KPC telah membangun kawasan konservasi seluas 1.538 hektar lebih. Menurut Ki Agus Nirwan, Manager Environment KPC, kawasan tersebut terdiri dari kawasan konservasi Taman Payau seluas 163,60 hektar dan kawasan konservasi Pinang Dome seluas 968,71 hektar. Selain itu telah dibangun kawasan Konservasi Arboretum Murung dan Swarga Bara seluas 23,56 hektar dan kawasan konservasi Mangrove Tanjung Bara seluas 382.92 hektar.

Selain kawasan konservasi yang sengaja dibangun ini, Orangutan di area konsensi tambang KPC hidup di hutan alami. Sebab hingga saat ini, baru 25 persen area KPC yang terbuka dan sedang ditambang, sementara sisa lainya belum dijamah.(*)